Thursday 5 March 2015

Profil sejarah tentang kota sorong

Selamat datang di Blog Nurhidayat

oke baiklah sekarang saya akan berbagi sedikit tentang  kota sorong, Papua Barat



Kota Sorong


Kota Sorong adalah sebuah kota di Provinsi Papua Barat, Indonesia. Kota ini dikenal dengan sebutan Kota Minyak, di mana Nederlands Nieuw-Guinea Petroleum Maatschappij (NNGPM) mulai melakukan aktivitas pengeboran minyak bumi di Sorong sejak tahun 1935.

Kota Sorong sangatlah strategis karena merupakan pintu keluar masuk Provinsi Papua dan Kota Persinggahan. Kota Sorong juga merupakan Kota industri, perdagangan dan jasa, karena Kota Sorong dikelilingi oleh Kabupaten lain yang mempunyai Sumber Daya Alam yang sangat potensial sehingga membuka peluang bagi investor dalam maupun luar negeri untuk menanamkan modalnya
Nama Sorong berasal dari kata Soren.

Soren dalam bahasa Biak Numfor yang berarti laut yang dalam dan bergelombang. Kata Soren digunakan pertama kali oleh suku Biak Numfor yang berlayar pada zaman dahulu dengan perahu-perahu layar dari satu pulau ke pulau lain hingga tiba dan menetap di Kepulauan Raja Ampat. Suku Biak Numfor inilah yang memberi nama "Daratan Maladum " (sekarang termasuk bagian dari wilayah Kota Sorong) dengan sebutan “Soren” yang kemudian dilafalkan oleh para pedagang Thionghoa, Misionaris clad Eropa, Maluku dan Sangihe Talaut dengan sebutan Sorong.


 

Menurut sejarah, nama Sorong diambil dari nama sebuah perusahan Belanda yang pada saat itu diberikan otoritas atau wewenag untuk mengelola dan mengeksploitasi minyak di wilayah Sorong yaitu Seismic Ondersub Oil Niew Guines atau disingkat SORONG pemerintah tradisonal di wilayah Kabupaten Sorong awal mulanya dibentuk oleh Sultan Tidore guna perluasan wilayah kesultanan dengan diangkat 4 (empat) orang Raja yang disebut  Kalano Muraha atau Raja Ampat . Keempat raja itu diangkat sesuai dengan 4 pulau besar  yang tersebar dari gugusan pulau-pulau dengan wilayah kekuasaan adalah sebagai berilkut :


a.    Raja Fan Gering menjadi Raja di pulau Waigeo
b.    Raja Fan Malaba menjadi Raja di Pulau Salawati
c.    Raja Mastarai menjadi  Raja di Pulau Waigama
d.    Raja Fan Malanso menjadi Raja di Lilinta Pulau Misool

Melihat rentetan sejarah seperti tersebut diatas, maka nampak jelas terbukti bahwa daerah Irian Jaya khususya Kabupaten Sorong sejak dahulu telah mempunyai hubungan dengan wilayah bumi Nusantara. Nampak pula semboyan Bhineka Tunggal Ika tercermin bagi pedududk Kabupaten Sorong khusunya di Kepulaun Raja Ampat. Beberapa factor yang membuktikan adanya hubungan baik social budaya, ekonomi dan politik dimasa itu adalah :

1.    Kain Timur yaitu sejenis kain tenunan tangan yang digunakan di seluruh Daerah Kepala Burung, sebagai alat pembayaran dan mempunyai nilai yang sangat tinggi terutama sebagai mas kawain.
2.    Adanya berbagai jenis peralatan dapur, parang, kapak dan sebagainya.
3.    Nama-nama pangkat dan jabatan pada Pemerintah Kampung seperti sangaji  (Bidang Pemerintahan) ,Kapaitan, Laut dan Mayor (bidang keamanaan) ,Marinyo (Bidang Keagaamaan) dan sebagainya identik dengan nama-nama kepulauan di Ternate.

 Nahhh begitulah yang saya tahu tentang kota sorong tercinta ini, jika anda masih merasa belum lengkap atau mau tau wisata apa saja yang ada di sorong, maaf karena saya belum tulis, InsyaAllah bila ada waktu dan kesempatan akan saya tuliskan nanati.

Burung Papua, Burung cendrawasih

Cukup sekian dan trimakasih.

2 comments:

solder uap said...

semoga pendidikan disana juga bisa maju seperti pendidikan dikota...
solder uap

Unknown said...

Daratan maladum kok yg beri nama dari biak numfor? G salah?

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | SharePoint Demo
Copyright q 2014 | Powered by Nurhidayat