Selamat datang di Blog Nurhidayat Constantine
1. Archaebacteria
Archaebacteria merupakan kelompok bakteri yang menghasilkan gas metan dari
sumber karbon yang sederhana, uniseluler, mikroskopik, dinding sel bukan
peptidoglikon, dan secara biokimia berbeda dengan Eubacteria.
Selain itu, sifat Archaebacteria yang lain adalah bersifat anaerob, dapat
hidup di sampah, tempat-tempat kotor, saluran pencernaan manusia atau hewan,
halofil ekstrem, lingkungan bergaram, serta termoplastik pada suhu panas dan
lingkungan asam. Archaebacteria dianggap sebagai nenek moyang dari bakteri yang
ada sekarang ini.
Archaebacteria mencakup makhluk hidup autotrof dan heterotrof.
Archaebacteria terbagi menjadi tiga kelompok sebagai berikut.
a. Bakteri metanogen.
b. Halobakterium. Genus Halobacterium dan Halococcus mencakup bakteri yang
halofil ekstrem, bersifat aerob, dan heterotrof. Bakteri genus ini banyak
ditemukan di tambak garam laut.
Pada saat terjadi penggandaan sel dari halobakterium yang mengandung
karotenoid, air akan berwarna merah intensif. Selain itu, Halobakterium dan
Halococcus dapat tumbuh optimum pada larutan NaCl, 3,5 sampai 5 molar, serta
mampu memanfaatkan energi cahaya untuk metabolisme tubuhnya.
c. Bakteri termo-asidofil. Dalam kelompok ini, terhimpun Archaebacteri yang
bersifat nonmetanogen yang berbeda-beda. Di dalamnya juga terdapat wakil
autotrof dan heterotrof, asidofil ekstrem, neurofil, serta aerob dan anaerob.
0 comments:
Post a Comment